Sejarah tulisan kuno merupakan cerita yang panjang dan menarik. Tanpa panduan langsung dan perbandingan yang memadai, seorang arkeolog yang menemukan sebuah teks baru mungkin akan kesulitan besar untuk memahaminya. Seperti dalam kasus batu Rosetta, kehadiran elemen kunci serupa sangatlah penting untuk memecahkan teka-teki penulisan yang telah lama mati. Inilah contoh skrip yang tetap menjadi misteri meskipun upaya besar dari para kriptografer, ilmuwan, dan penerjemah.
Isthmian, Tulisan Kuno yang Belum Bisa Terbaca Hingga Sekarang
Tulisan Isthmian berasal dari Mesoamerika pada sekitar 500 SM hingga 500 M, dan meskipun asal-usulnya belum jelas, itu jelas merupakan sistem penulisan yang sangat baik. Analisis terhadap tulisan ini menyarankan bahwa itu mungkin bersifat logosilabis, dengan dua jenis karakter utama: logogram yang mewakili kata-kata secara keseluruhan, dan karakter lain yang digunakan untuk mewakili suku kata. Bahasa ini mencampurkan elemen-elemen linguistik dari berbagai sumber. Meskipun hanya sekitar sepuluh artefak yang ditemukan dengan tulisan ini, sistemnya tampaknya telah sepenuhnya berkembang. Namun, karena sedikit contohnya, klaim bahwa telah berhasil diterjemahkan belum tentu dapat diverifikasi dengan pasti.
Singapore Stone, Prasasti Paling Misterius di Asia Tenggara
Batu Singapura merupakan sebuah batu pasir besar yang ditemukan di Singapura, diukir dengan teks yang tidak dapat diidentifikasi, asalnya dari Asia Tenggara. Teks tersebut mungkin berasal dari periode antara abad ke-10 dan ke-13, dan kemungkinan merupakan dalam bahasa Jawa Kuno atau Sansekerta. Sayangnya, batu tersebut sekarang telah sebagian hancur karena pada tahun 1843, sebagian dari lempengan aslinya diledakkan untuk memperluas jalan sungai. Meskipun telah dilakukan penelitian selama 175 tahun terhadap batu tersebut, kita masih belum mengetahui bahasa apa yang digunakan di dalamnya, meskipun aspek linguistik daerah telah diketahui dengan baik.
Phaistos Disc, Tulisan Kuno Misterius Berusia 2000 SM
Disk Phaistos, sebuah artefak penting dari sekitar 2000 SM, adalah contoh utama dari Cretian Hieroglyphs. Terkait erat dengan Linear A dan Linear B, disk berdiameter 15cm ini memiliki kedua sisinya diukir menuju pusat searah jarum jam. Salah satu dari tujuh artefak yang ditemukan dengan skrip yang sama, disk ini telah membangkitkan minat populer dan menjadi subjek penelitian yang intens oleh para amatir dan profesional. Meskipun upaya besar telah dilakukan untuk menguraikan skrip ini, tidak ada yang berhasil. Disk ini memiliki sekitar 45 huruf atau simbol yang dituliskan pada kedua sisinya dalam bentuk spiral. Ada berbagai spekulasi mengenai isi disk ini, mulai dari teori bahwa itu menceritakan sejarah, mungkin merupakan papan permainan, atau bahkan potongan geometri yang tidak dikenal. Namun, hingga saat ini, isi sebenarnya dari disk ini tetap menjadi misteri.
Selain Patung Wajah Besar yang Meninggalkan Misteri, Pulau Paskah juga Memiliki Misteri Lain yang Tak Kalah Menarik
Para peneliti modern menemukan satu misteri yang menarik dan menyentuh hati tentang Orang Rapa Nui. Moai Pulau Paskah telah menarik perhatian dunia ketika orang menyadari bahwa patung kuno yang menakjubkan ini, sebenarnya merupakan hasil dari pengabaian terhadap lingkungan. Mereka merusak hutan dan memusnahkan hewan untuk membuat patung yang dianggap religius. Namun, yang jarang diketahui orang adalah adanya tulisan terkait masyarakat ini. Yang disebut Rongorongo, prasasti ini belum bisa diterjemahkan sepenuhnya, mungkin karena merupakan bentuk proto-tulisan.
Tulisan ini ditemukan pada potongan-potongan kayu, sering kali dalam bentuk tablet. Sayangnya, hanya sedikit yang masih ada, dan itu pun dalam kondisi buruk serta tersebar di berbagai belahan dunia. Menurut cerita rakyat di wilayah tersebut, hanya segelintir elit yang memiliki kemampuan membaca, dan tidak ada yang tersisa sekarang. Jika tulisan ini benar-benar merupakan bahasa tertulis, ini akan menjadi penemuan yang benar-benar unik dalam sejarah manusia. Tidak ada budaya lain di Pasifik yang memiliki hal serupa. Mungkin ini bukan sistem penulisan yang sepenuhnya berkembang, melainkan bentuk proto-tulisan, atau alat mnemonic untuk menyimpan catatan atau navigasi—seperti yang ditemukan pada ukiran Maori di Selandia Baru. Rongorongo tetap menarik, tetapi mungkin akan tetap menjadi misteri yang tidak terpecahkan.