Wabah Mematikan yang Berasal dari Binatang

Wabah Mematikan yang Berasal dari Binatang

Wabah adalah istilah yang digunakan secara luas untuk merujuk pada penyebaran penyakit yang melibatkan daerah yang luas dan banyak orang, serta untuk menyebutkan nama penyakit tersebut. Mengetahui asal-usul suatu penyakit sangat penting karena penyebarannya bisa sangat bervariasi. Contohnya, beberapa wabah mematikan menyebar melalui hewan. Berikut adalah beberapa wabah penyakit mematikan yang berasal dari hewan, disertai dengan gambar korban akibat penyakit tersebut.

Wabah Mematikan AIDS Berasal Dari Simpanse Afrika

wabah mematikan

AIDS memiliki sejarah yang panjang, dengan berbagai upaya dilakukan untuk melacak asal-usulnya. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah kisah Gaetan Dugas, yang dianggap sebagai ‘patient zero’. Namun, sebenarnya, AIDS pertama kali menular ke manusia melalui proses yang disebut spillover melibatkan simpanse di Kamerun selatan pada abad ke-20. Teori ini muncul ketika seorang pemburu berkelana ke hutan dan membunuh simpanse yang terinfeksi virus. Kemudian, ketika pemburu itu memproses daging buruannya, ia terluka dan luka tersebut terbuka, memungkinkan penularan penyakit. Proses ini dikenal sebagai zoonosis, yaitu penyakit hewan yang dapat ditularkan ke manusia. Virus SIV pada simpanse kemudian berubah menjadi HIV ketika masuk ke dalam tubuh manusia.

Ebola dibawa Oleh Kekelawar Pemakan Buah

wabah mematikan

Dahulu, kera dianggap sebagai penyebab utama wabah Ebola di Afrika, tetapi kini diketahui bahwa mereka tidak sepenuhnya bertanggung jawab. Peneliti kini telah menemukan awal penularan serta lokasi spesifik di mana penyakit ini pertama kali muncul. Seorang balita bernama Emile Ouamouno, yang merupakan kasus pertama Ebola pada usia dua tahun, telah teridentifikasi. Sebelum terjangkit, ia bermain di sebuah pohon berlubang di desa Meliandou di mana ia berinteraksi dengan kelelawar yang terinfeksi. Kemungkinan besar, Ouamouno terinfeksi setelah kontak dengan kelelawar atau kotoran yang ada di dalam lubang pohon tersebut.

Wabah African Sleeping Sickness Dari Lalat Tsetsewabah mematikan

Gejala Trypanosomiasis Afrika muncul dalam dua fase. Fase pertama, dikenal sebagai fase haemolymphatic, ditandai oleh demam, sakit kepala, nyeri sendi, dan rasa gatal. Parasit menyerang sistem limfatik dan peredaran darah, yang menyebabkan pembengkakan parah pada kelenjar getah bening, seringkali mencapai ukuran yang sangat besar. Pembengkakan kelenjar getah bening di daerah leher juga dapat terjadi.

Fase kedua, disebut fase neurologis, dimulai ketika parasit menembus penghalang darah-otak dan menyerang sistem saraf pusat. Istilah “penyakit tidur” digunakan untuk menggambarkan gejala fase neurologis. Menurut WHO, penyakit ini menginfeksi sekitar 30.000 orang setiap tahun, dan gejala tersebut dapat berkembang menjadi koma dan akhirnya menyebabkan kematian.

Penyakit ini mematikan jika tidak diobati, menyebabkan kejang dan gangguan tidur serius yang dapat menyebabkan koma dan kematian. Tanpa pengobatan, penyakit ini dapat mengalahkan sistem kekebalan tubuh penderita dan dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah, meluasnya gejala termasuk anemia, disfungsi kelenjar endokrin, jantung, dan ginjal.

Wabah Mematikan COVID-19 Berasal Dari Kekelawar

Pandemi COVID-19, yang telah mengguncang dunia sejak awal tahun 2020, diyakini berasal dari kelelawar, meskipun peran perantara dalam penularannya masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan yang aktif. Virus corona yang menyebabkan COVID-19 pertama kali terdeteksi di pasar hewan hidup di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019. Wilayah ini terkenal dengan perdagangan hewan hidup yang meliputi berbagai spesies, termasuk kelelawar, yang dianggap sebagai reservoir alami untuk beberapa jenis virus, termasuk virus corona.

Meskipun ada kepercayaan bahwa kelelawar mungkin merupakan inang utama dari virus tersebut, jalur penularan pastinya masih belum sepenuhnya dipahami. Seiring dengan perdagangan hewan hidup, virus corona kemungkinan telah berpindah dari kelelawar ke mamalia lain yang dijual di pasar tersebut, kemudian menular ke manusia. Penelitian awal menunjukkan kemungkinan adanya perantara lain dalam rantai penularan, mungkin termasuk hewan domestik atau liar yang berinteraksi dengan manusia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *