Cerita rakyat Indonesia kerap kali menjadi daya tarik tersendiri di berbagai daerah. Namun, tak kalah menariknya adalah memahami cerita rakyat dari luar negeri, seperti yang beberapa kisah legenda dari Jepang berikut.
Urashima Taro
Legenda ini menceritakan tentang seorang nelayan bernama Urashima Tarō yang menyelamatkan seorang penyu dari penyiksaan sekelompok anak-anak. Sebagai balas budi, penyu membawa Tarō ke Istana Laut di dasar laut. Di sana, Tarō bertemu dengan Putri Oto, seorang wanita cantik dari Istana Laut. Mereka menghabiskan beberapa hari bersama dalam kebahagiaan, sebelum Tarō merasa ingin kembali ke rumahnya. Meskipun Putri Oto memperingatkannya, Tarō akhirnya membuka sebuah kotak perhiasan (tamatebako) yang diberikan padanya. Asap keluar dari kotak itu, dan secara ajaib Tarō menjadi seorang laki-laki yang sangat tua. Meskipun di bawah laut hanya berlalu beberapa hari, di daratan Tarō sudah menghilang selama 700 tahun.
Momotarō
Pada masa lampau, tinggal sepasang kakek-nenek yang tidak memiliki anak. Saat nenek mencuci di sungai, dia menemukan sebuah buah persik besar yang terbawa arus dari hulu sungai. Buah persik itu dibawa pulang dan dipotong oleh nenek, hanya untuk menemukan bahwa di dalamnya terdapat seorang anak laki-laki.
Anak itu diberi nama Momotarō, dan diasuh dengan penuh kasih oleh kakek dan nenek. Momotarō tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan berkeinginan kuat untuk sukses mengalahkan para raksasa yang meresahkan desa mereka. Pada masa itu, desa sering kali diserang oleh raksasa. Momotarō pun berangkat dengan membawa kue kibidango sebagai bekal. Selama perjalanannya menuju pulau raksasa, Momotarō bertemu dengan anjing, monyet, dan burung pegar secara berurutan.
Dengan memberikan kue kibidango kepada mereka, anjing, monyet, dan burung pegar sepakat untuk bergabung dengannya. Ketika tiba di pulau raksasa, Momotarō dan sekutunya bertarung dengan para raksasa. Akhirnya, mereka berhasil mengalahkan raksasa dan membawa pulang harta benda mereka.
Kintaro
Kintaro adalah karakter terkenal dalam legenda rakyat Jepang yang dikenal dengan kekuatannya yang luar biasa. Dia digambarkan sebagai anak laki-laki yang sehat dengan rompi merah bertuliskan aksara kanji emas, sering kali dengan kapak besar di bahunya atau menunggang beruang.
Cerita Kintaro menjadi bagian penting dari perayaan Hari Anak Laki-laki di Jepang, di mana boneka Kintaro sering dipajang pada bulan Mei. Orang tua memajang boneka ini dengan harapan agar anak laki-laki mereka tumbuh kuat, sehat, dan berani seperti Kintaro. Selain itu, Kintaro sering digambarkan menunggang ikan koi pada festival koinobori.
Asal usul cerita Kintaro diyakini berasal dari kisah masa kecil seorang samurai bernama Sakata Kintoki pada zaman Heian. Menurut legenda, ibunya adalah seorang Yama-uba yang hamil karena hubungan dengan dewa petir Raijin. Versi lain menceritakan bahwa ibunya melahirkan Kintaro setelah bersatu dengan seekor naga merah.
Issun Bōshi
Versi ringkas dari legenda Issun Bōshi yang terkenal menceritakan tentang pasangan lanjut usia yang tidak memiliki anak. Mereka memohon kepada Sumiyoshi no Kami untuk diberi seorang anak, dan permintaan mereka dikabulkan dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang tingginya hanya 1 sun (sekitar 3 cm). Anak itu diberi nama Issun Bōshi, yang artinya “biksu satu sun”.
Issun Bōshi memiliki impian untuk menjadi seorang samurai. Dengan pedang berupa sebatang jarum dan perahu dari mangkuk kayu yang dia dayung dengan sumpit, ia pergi ke Kyoto. Di sana, ia melindungi seorang putri dari serangan Oni yang ingin menculiknya. Issun Bōshi berkelahi dengan Oni dan akhirnya berhasil mengusirnya.
Setelah peristiwa itu, Oni meninggalkan sebuah palu ajaib, Uchide no Kozuchi, yang dapat mengabulkan permintaan atau mengeluarkan uang. Issun Bōshi menggunakan palu itu untuk mengubah tubuhnya menjadi ukuran normal dan menikahi sang putri. Mereka hidup bahagia dengan makanan enak dan kekayaan berlimpah, semuanya berkat palu ajaib yang mereka miliki.