Maut Hitam London, juga dikenal sebagai epidemi penyakit pes yang menyerang London pada tahun 1665 hingga 1666, menelan korban jiwa antara 68.000 hingga lebih dari 100.000 orang. Saat wabah masih merajalela, pemandangan mayat-mayat bergelimpangan di dalam rumah dan di tepi jalan menjadi hal yang umum terjadi. Di samping itu, ada lima fakta menarik lain yang terkait dengan Wabah Maut Hitam London yang penting untuk diketahui.
Maut Hitam ini Konon Berasal dari Asia
Menurut para ahli pada zaman sekarang, penyakit yang melanda penduduk London selama Wabah Besar adalah penyakit pes. Selain mempengaruhi penduduk London di Inggris, penyakit ini juga menjangkiti jutaan orang di Eropa daratan dan terkenal sebagai Wabah Maut Hitam. Istilah “Maut Hitam” sendiri diberikan karena gejala yang dialami oleh para korban. Meninggal karena penyakit pes merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Dibutuhkan beberapa hari bagi seseorang untuk merasakan semua gejala yang biasanya dialami oleh penderita pes.
Pada awalnya, penderita akan mengalami sakit kepala, mual, dan demam. Seringkali juga terjadi kejang. Ketika kondisi semakin parah, muncul bisul-bisul di lipatan tubuh seperti selangkangan, ketiak, dan leher. Bercak-bercak hitam juga akan muncul di seluruh tubuh penderita. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal sebagai “Maut Hitam”.
Wabah Maut Hitam diyakini pertama kali muncul di Cina. Dari sana, wabah tersebut menyebar ke Eropa ketika pasukan Mongol melemparkan mayat-mayat korban penyakit pes ke dalam kota pelabuhan Caffa. Ketika orang-orang Eropa yang berada di kota tersebut kembali ke negara mereka, mereka tanpa sadar membawa bakteri penyebab penyakit pes. Di Inggris, wabah ini pertama kali muncul pada tahun 1665 di kota London.
Akibat Wabah ini, Warga London Berbondong-bondong Mengungsi hingga Luar Negeri
Pada awal munculnya wabah di Inggris, korban tewas sudah mulai terlihat, namun pemerintah Inggris memilih untuk merahasiakannya karena khawatir akan dampaknya terhadap perdagangan luar negeri. Mereka takut kapal dagang Inggris akan ditolak di pelabuhan-pelabuhan asing jika kabar tentang wabah ini tersebar. Golongan menengah ke atas di London sudah mengetahui tentang wabah ini karena koneksi mereka di Eropa. Oleh karena itu, mereka segera melarikan diri ke luar negeri.
Meskipun demikian, penduduk miskin London enggan meninggalkan kota karena takut kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal. Mereka juga tidak memiliki tempat tinggal yang pasti di luar kota. Namun, saat korban wabah semakin meningkat, mereka akhirnya sadar akan bahayanya dan memutuskan untuk pergi demi keselamatan mereka sendiri.
Namun, masalah baru muncul ketika pemerintah kota London mengeluarkan larangan meninggalkan kota tanpa surat izin. Ketika surat izin tersebut tidak lagi dikeluarkan, mereka yang tetap ingin pergi terpaksa membeli dokumen palsu dengan harga mahal agar bisa meninggalkan London secara ilegal.
Ironis, Banyak Perawat yang Membunuh Pasiennya Sendiri saat Wabah ini Berlangsung
Banyaknya orang jatuh sakit karena wabah menyebabkan pemerintah kota merekrut sejumlah besar perawat untuk merawat para korban. Namun, banyak dari perawat-perawat ini yang tidak bisa membaca dan menulis dan diberi bayaran yang tidak mencukupi. Akibatnya, beberapa dari mereka mencari cara-cara tidak terpuji untuk menghasilkan uang.
Ketika seorang pasien meninggal, perawat bisa saja mencuri barang berharga milik korban. Namun, ini hanya permulaannya. Terkadang, pasien yang masih hidup bisa disengaja diperburuk kondisi sakitnya agar bisa dirampok. Untuk tujuan ini, beberapa perawat bahkan mengambil benda-benda yang bisa menyebarkan penyakit dan menularkannya kepada pasien, membuat kondisi mereka semakin parah. Kemudian, pasien malang tersebut dibawa ke liang kubur besar bersama dengan mayat-mayat lainnya dalam gerobak pengangkut mayat.