Di lokasi terbuka, api biasanya tidak dapat bertahan lama dan akan padam dalam beberapa minggu atau bulan, bahkan dalam kasus kebakaran hutan. Namun, ada beberapa tempat di mana api dapat terus menyala selama bertahun-tahun. Berikut adalah empat lokasi di mana api abadi terus menyala tanpa padam selama bertahun-tahun.
Seperti Portal, Situs Api Abadi Ini Mendapat Julukan ‘Gerbang Neraka’
Karakum, sebuah gurun pasir di Asia Tengah yang terletak di Turkmenistan, ditandai dengan iklim kering dan panas yang umumnya dimiliki oleh gurun-gurun lainnya. Namun, apa yang membuatnya menonjol adalah Gerbang Neraka, sebuah lubang dengan diameter 69 meter yang terletak dekat Darvaza, sebuah desa kecil dihuni oleh 350 orang. Nama Gerbang Neraka tidaklah tanpa dasar; di dalamnya terdapat kobaran api besar yang telah menyala selama lebih dari 40 tahun tanpa padam.
Awalnya, Gerbang Neraka tercipta secara tidak sengaja pada tahun 1971 saat tim pengeboran minyak Uni Soviet memperoleh cekungan gas raksasa. Tanah runtuh di atas cekungan tersebut, menyeret peralatan pengeboran minyak ke dalamnya, dan menyebabkan gas beracun bocor ke permukaan. Otoritas Uni Soviet kemudian menyalakan api di lubang tersebut untuk mencegah penyebaran gas beracun yang lebih jauh, menganggap bahwa api tersebut akan padam saat cadangan gas habis terbakar. Namun, api di Gerbang Neraka tetap menyala terang selama puluhan tahun, menarik perhatian turis dari dalam dan luar negeri.
Yanar Dag, Api Abadi yang Sudah 70 tahun Berkobar
Marco Polo, seorang penjelajah terkenal dari Italia pada abad ke-13, menjelajahi berbagai belahan benua termasuk Baku, ibukota Azerbaijan. Di Semenanjung Abseron, ia melihat fenomena misterius: beberapa tempat mengeluarkan api tanpa sumber yang jelas, yang kemudian membuat daerah tersebut dikenal sebagai “Tanah Api”.
Fenomena alamiah ini, dengan kobaran api yang besar, mengundang kekaguman penduduk setempat. Ada dugaan bahwa api di Azerbaijan berperan dalam munculnya agama Zoroastrian, yang memiliki kaitan dengan kepercayaan pada api. Meskipun jumlah penganutnya telah berkurang, agama Zoroastrian masih bertahan hingga kini, bahkan diakui sebagai agama minoritas di Iran.
Api alami di Azerbaijan diyakini berasal dari cadangan minyak di bawah tanah. Saat penambangan minyak, beberapa api padam karena perubahan tekanan. Namun, Yanar Dag tetap menyala sejak 1950-an. Legenda setempat menyatakan bahwa api ini bermula ketika seorang penggembala melemparkan rokok ke tanah, dan tiba-tiba api besar berkobar dari bawah tanah, terus menyala hingga hari ini.
Ajaib, Api Alami Muncul di Kutub Utara
Di Kutub Utara, di wilayah yang dikenal karena cuaca dinginnya, terdapat sebuah keajaiban alam yang berbeda: Bukit Asap. Terletak di Kanada barat laut, berbatasan langsung dengan Samudera Arktik, bukit ini memancarkan panas yang menyala-nyala, berwarna merah menyala dengan asap menjulang tinggi. Penjelajah Irlandia bernama Robert McClure merupakan orang Eropa pertama yang menemukan Bukit Asap pada abad ke-19. Terpesona oleh temuannya, McClure mencatat pengalamannya dengan penuh kagum.
Awalnya, McClure dan rekannya mengira bahwa asap itu berasal dari aktivitas vulkanis. Namun, sebenarnya, penyebabnya adalah cekungan minyak bawah tanah yang kaya akan sulfur dan batubara cokelat. Setiap kali terjadi pengikisan di permukaan bukit, reaksi antara oksigen dan kandungan bawah tanah menciptakan panas.
Seiring berjalannya waktu, tingkat keasaman di lokasi itu berubah karena sulfur dioksida yang dihasilkan oleh reaksi tersebut. Hal ini mengubah ekosistem di sekitarnya secara drastis, mempengaruhi warna batuan menjadi merah dan jingga. Meskipun Bukit Asap bukanlah hal yang asing bagi suku Inuit yang tinggal di sekitarnya, mereka memanggil tempat itu dengan nama Paulatuk, yang berarti “Tempat Batubara.” Mereka telah lama memanfaatkan sumber daya alam di tempat tersebut, termasuk batu bara.