Ketika membahas Belanda dan daerah yang pernah dikuasainya, biasanya orang hanya mengenal Indonesia sebagai salah satu bekas jajahannya. Namun, pada masa lampau, wilayah jajahan Belanda sebenarnya jauh lebih besar dan tersebar di berbagai benua. Ini disebabkan oleh kekuatan angkatan laut Belanda yang sangat kuat pada saat itu. Berikut adalah beberapa contoh negara dan wilayah lain yang pada masa lalu ternyata pernah berada dijajah Belanda.
Terkenal Karena Memiliki Etnis Jawa Sebagai Penduduknya, Suriname Pernah Dijajah Belanda
Suriname, sebuah negara kecil di pantai utara Amerika Selatan, terkenal di Indonesia karena memiliki komunitas suku Jawa yang cukup besar. Hal ini terkait dengan masa lalu kedua negara yang pernah dikuasai oleh Belanda. Pada masa kolonial, Belanda menggunakan iklim tropis dan tanah subur Suriname untuk menanam kopi, yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Awalnya, mereka mengimpor budak dari Afrika, yang menjadikan mayoritas penduduk Suriname memiliki kulit hitam saat ini.
Pada tahun 1863, praktik perbudakan dihapuskan, dan untuk menggantikan tenaga kerja budak, banyak pekerja kontrak dari India dan Hindia Belanda (Indonesia) didatangkan ke Suriname. Mereka adalah nenek moyang dari komunitas suku Jawa di sana.
Selama awal abad ke-19, Suriname menjadi bagian dari kekaisaran Inggris saat Belanda sedang dikuasai oleh Perancis. Setelah Perang Napoleon berakhir, Suriname kembali ke tangan Belanda pada tahun 1815. Hingga akhirnya, Suriname merdeka pada tahun 1975 setelah berabad-abad di bawah kekuasaan Belanda.
Taiwan Ternyata Adalah Bekas Jajahan Belanda
Taiwan, sebuah pulau di utara Filipina dan timur China, secara politis diakui sebagai bagian dari China. Namun, dalam prakteknya, Taiwan beroperasi sebagai entitas mandiri yang terpisah dari pemerintahan pusat di China. Sebelumnya, Taiwan pernah menjadi wilayah kedudukan bagi bangsa Eropa pada abad ke-17. Spanyol menguasai bagian utara pulau, sementara Belanda mengendalikan bagian selatannya.
Alasan di balik penjajahan Eropa terhadap Taiwan adalah karena lokasinya yang strategis dekat dengan China, yang merupakan pusat kekayaan di Asia pada masa itu. Belanda berupaya memanfaatkan Taiwan sebagai pusat perdagangan untuk memperoleh barang berharga dari China, seperti sutra, dan mereka juga berburu rusa sika untuk kebutuhan kulitnya yang dijual ke Jepang.
Selama dijajah Belanda, Taiwan mengalami penindasan yang berat, dengan warga setempat dipaksa memberikan kontribusi berupa beras, kulit rusa, dan bahkan kaum wanita. Hal ini memicu beberapa pemberontakan penduduk asli Taiwan pada tahun 1640-an. Pada tahun 1668, Dinasti Ming China berhasil menginvasi Taiwan, mengusir Belanda dari pulau tersebut, dan menegakkan kendali China atas wilayah tersebut.
Wilayah Adidaya Seperti New York, Ternyata Juga Pernah Menjadi Korban Imperialis
New York, salah satu kota terbesar di Amerika Serikat, terletak di seberang Benua Eropa di bagian timur, menjadikannya pintu masuk utama bagi imigran Eropa di masa lalu. Di sini, ikoniknya Patung Liberty berdiri megah. Sebelum menjadi negara merdeka, Amerika Serikat adalah jajahan Inggris. Namun, kota New York tidak didirikan oleh Inggris, melainkan oleh Belanda.
Belanda pertama kali tiba di wilayah yang menjadi cikal bakal New York pada tahun 1609, dan pada tahun 1626 mereka mendirikan kompleks pemukiman di sana. Kompleks itu tumbuh menjadi kota yang diberi nama New Amsterdam, sebagai penghormatan kepada ibukota Belanda, Amsterdam. Saat itu, Belanda dan Inggris terlibat dalam perang. Sebagai bagian dari kesepakatan damai, Belanda menyerahkan New Amsterdam kepada Inggris pada tahun 1667. Inggris mengganti nama New Amsterdam menjadi New York. Setelah Amerika Serikat merdeka dari Inggris, New York menjadi bagian dari negara tersebut. Sekarang, New York adalah salah satu kota terbesar di Amerika Serikat dan dunia.