Pekerjaan Berbahaya Anak Kecil Jaman Dulu

pekerjaan berbahaya

Anak-anak seharusnya memanfaatkan masa kecilnya untuk belajar dan bermain. Namun, kenyataannya di dunia ini banyak anak-anak di berbagai tempat harus bekerja keras sejak usia sangat muda dengan berbagai pekerjaan berbahaya. Padahal, pekerjaan yang mereka lakukan memiliki risiko yang tinggi. Berikut ini contoh-contoh dari jenis pekerjaan tersebut.

Pekerjaan Berbahaya bagi Orang Dewasa ini, Dulunya Dilakoni Anak Kecil

pekerjaan berbahaya

Sebelum minyak bumi menguasai dunia seperti sekarang, batu bara adalah bahan bakar fosil yang banyak dipakai untuk menggerakkan mesin-mesin pabrik dan alat transportasi. Untuk mendapatkannya, manusia harus melakukan penambangan di bawah tanah, suatu pekerjaan yang penuh bahaya karena harus berjam-jam di dalam terowongan gelap tanpa cahaya matahari.

Para penambang batu bara harus menghadapi berbagai risiko seperti tanah longsor dan ledakan gas. Yang ironisnya, pekerjaan ini seringkali dilakukan oleh anak-anak hingga awal abad ke-20. Mereka harus bekerja di lorong-lorong tambang yang gelap dan pengap dari pagi hingga sore.

Tugas mereka termasuk menggiring hewan yang menarik gerbong batu bara dan menjaga pintu darurat. Anak-anak sering kali diminta masuk ke lorong-lorong sempit karena tubuh mereka lebih kecil. Bagi mereka yang bertahan hidup hingga tua, dampaknya pun tetap suram karena sering terpapar debu batu bara, menyebabkan penyakit paru-paru.

Anak-anak Luar Biasa ini Juga Bekerja di Pabrik Kaleng

Pekerjaan berbahaya

Pengawetan makanan menggunakan kaleng dilakukan dengan cara memasukkan makanan ke dalam kaleng. Hal ini membuat makanan tetap awet lebih lama karena bakteri dari luar kaleng tidak dapat masuk. Pabrik pengalengan ikan mulai bermunculan di sekitar Samudera Atlantik, dan banyak anak-anak direkrut untuk bekerja di sana. Meskipun terlihat aman, pekerja anak-anak di pabrik pengalengan harus menghadapi risiko cedera serius atau bahkan kematian.

Para pekerja di pabrik harus berurusan dengan benda tajam untuk memproses makanan dan membuka kaleng. Jika tidak hati-hati, mereka bisa mengalami cedera serius atau bahkan kematian. Ironisnya, banyak dari mereka yang baru berusia 9 tahun dan hanya mendapatkan upah sangat rendah untuk pekerjaan berbahaya ini. Selain itu, mereka juga harus berdiri berjam-jam dalam udara dingin saat mengolah daging dan kaleng.

Tidak Hanya di Pabrik, Mereka Juga Berjuang di Medan Perang

Di daerah-daerah yang sedang mengalami perang, seringkali kita melihat anak-anak sengaja terlibat dalam pertempuran agar pihak yang berperang bisa mendapatkan lebih banyak tentara. Meskipun praktek ini masih terjadi, contohnya di Afrika, penggunaan anak-anak sebagai tentara sudah ada sejak lama. Pada zaman Romawi, pemimpin militer sering merekrut anak-anak yang berusia 14 tahun atau lebih untuk bergabung dalam pasukan.

Dalam konflik-konflik modern, banyak anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan berbahaya seperti tentara karena mereka tidak memiliki keluarga. Mereka bergabung dengan pihak yang berperang karena hanya mereka yang bersedia memberikan makanan dan tempat tinggal. Sebagai gantinya, anak-anak ini rela mengorbankan hidup mereka untuk menjadi tentara.

Salah satu contoh paling terkenal adalah Momcilo Gavric, seorang bocah Serbia yang diangkat menjadi kopral pada usia 8 tahun. Dia bergabung dengan militer Serbia setelah kehilangan kedua orang tuanya dalam Perang Dunia Pertama. Momcilo bertempur di parit bersama tentara Serbia yang lebih tua. Karena seringkali tidak dicurigai oleh musuh, ia bahkan diperintahkan untuk melakukan penyusupan ke posisi musuh, Austria-Hongaria.

Setelah perang berakhir, Momcilo dikirim ke Inggris untuk mendapatkan pendidikan dan memulai hidup baru. Namun, dia kembali ke Serbia pada tahun 1921 dan tinggal di sana sampai akhir hayatnya pada tahun 1993. Pada tahun 2015, pemerintah Serbia menghormatinya dengan mendirikan monumen untuk mengenang Momcilo saat masih menjadi seorang anak.

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *