Samudera Pasifik, yang merupakan samudera terluas di dunia, menyimpan sebuah lokasi yang dikenal sebagai Point Nemo, dianggap sebagai tempat paling terpencil di bumi. Karena keterpencilannya, banyak yang percaya bahwa banyak misteri tersembunyi di sana. Berikut beberapa fakta menarik tentang tempat ini.
Point Nemo Adalah Tempat Paling Terpencil di Bumi
Banyak lokasi di laut dianggap terpencil karena jaraknya yang jauh dari daratan terdekat, memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapainya. Namun, di antara semua tempat itu, tidak ada yang lebih terpencil daripada Point Nemo. Terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik, jauh dari pantai mana pun, titik ini adalah yang paling terpencil dengan pulau terdekatnya berjarak 2.688 km.
Titik ini sendiri bukanlah sebuah pulau, melainkan hanya titik di lautan. Keistimewaannya terletak pada kejauhannya yang luar biasa dari daratan mana pun. Namun, jika itu belum cukup membuat kamu terkesan, maka ketahuilah bahwa pulau-pulau terdekat di sekitarnya yaitu Pulau Ducie di utara, Pulau Motu Nii di timur laut, dan Pulau Maher di selatan, semuanya tidak berpenghuni.
Untuk mencapai titik ini melalui kapal, seseorang harus melakukan perjalanan dari barat melalui Selandia Baru, atau dari timur melalui Pulau Paskah. Butuh waktu minimal 2 minggu dari masing-masing daratan untuk mencapainya.
Meski Mirip, Nama Titik ini Tidak Berasal Dari Film Finding Nemo
Meskipun kemajuan teknologi pelayaran dan citra satelit telah mencapai titik yang sangat tinggi, penemuannya ternyata relatif baru dalam sejarahnya. Baru pada tahun 1992, manusia mengetahui keberadaan tempat terpencil ini.
Seorang insinyur Kroasia-Kanada bernama Hrvoje Lukatela memiliki peran kunci dalam penemuan tempat ini. Melalui analisis data satelit dan pengamatan darat yang dimiliki oleh National Geospatial-Intelligence Agency AS, Lukatela memperkirakan lokasi Point Nemo.
Dengan menggunakan data tersebut, Lukatela membuat simulasi komputer dan berhasil memetakan lokasi tempat misterius ini. Hal yang menarik adalah, Lukatela sendiri tidak pernah mengunjunginya secara langsung saat menentukan lokasinya.
Lalu, mengapa tempat ini dinamai Point Nemo? Beberapa mungkin mengira bahwa nama ini terinspirasi dari film “Finding Nemo”. Namun, penemuan titik ini terjadi pada tahun 1992, jauh sebelum film tersebut dirilis 11 tahun kemudian.
Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata nama Point Nemo terinspirasi dari novel Jules Verne yang berjudul “20,000 Leagues Under The Sea”. Dalam novel tersebut, ada seorang pelaut bernama Kapten Nemo.
Kata “Nemo” sendiri dalam bahasa Latin berarti “tidak ada”. Mengingat Point Nemo merupakan tempat yang terpencil dan jauh dari kehadiran manusia, maka nama Nemo dipilih untuk menamai tempat tersebut.
Tempat Ini Bahkan Minim Penghuni Makhluk Laut
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Point Nemo merupakan titik di tengah-tengah lautan yang terpencil dari keberadaan manusia. Meskipun secara teoritis menjadi tempat yang mungkin dihuni oleh makhluk laut, pengamatan ilmiah menunjukkan sebaliknya.
Ilmuwan menggambarkan Point Nemo sebagai versi gurun di lautan karena kurangnya fitur seperti pulau, terumbu karang, atau lanskap bawah laut lainnya. Kondisi dasar laut di sana ditandai dengan suhu yang rendah dan tekanan tinggi, sementara cahaya matahari tidak mencapai kedalaman itu.
Karena faktor-faktor tersebut, tumbuhan dan karang laut tidak bisa tumbuh di sana, mengurangi jumlah makhluk laut yang mendiami wilayah tersebut. Namun, bukan berarti Point Nemo benar-benar steril dari kehidupan laut. Bakteri dan kepiting laut dalam dapat ditemukan di sekitar cerobong bawah laut di sana, yang mengandalkan nutrisi dari cerobong untuk bertahan hidup di kedalaman yang sulit dijangkau tersebut.
Banyak Benda Luar Angkasa yang Dijatuhkan di Titik Ini Demi Keberlansungan Hidup Umat Manusia
Sejak manusia berhasil mengirimkan roket ke luar angkasa, jumlah wahana dan kendaraan luar angkasa yang diluncurkan ke arah Bumi semakin meningkat. Sekitar Bumi kini dipadati oleh beragam satelit dan wahana yang mengorbit sesuai dengan jalurnya masing-masing.
Namun, bagaimana nasib wahana-wahana tersebut setelah tidak lagi berfungsi? Meninggalkan mereka terapung tanpa tujuan di ruang angkasa bukanlah keputusan yang bijak. Pasalnya, ada risiko bahwa wahana yang tidak terpakai tersebut dapat mengganggu operasi wahana lainnya. Bahkan, ada kemungkinan terburuk bahwa wahana tersebut bisa jatuh kembali ke Bumi sebagai meteorit dan menimbulkan bahaya bagi manusia di bawahnya.
Oleh karena itu, adalah penting untuk menghancurkan wahana luar angkasa yang sudah tidak terpakai. Lokasi yang sering dipilih untuk melakukan ini adalah Point Nemo. Alasannya adalah karena Point Nemo terletak jauh dari pemukiman manusia, sehingga jatuhnya wahana di sana tidak akan membahayakan siapapun.
Saat akan dihancurkan, orbit wahana tersebut akan dimodifikasi agar mengarah ke Point Nemo. Akibat gravitasi, wahana tersebut akan tertarik ke arah Bumi dan kemudian terbakar saat memasuki atmosfer. Bagian yang tidak terbakar habis akan jatuh ke Point Nemo sebagai meteorit.
Salah satu contoh wahana luar angkasa yang pertama kali dihancurkan di Point Nemo adalah Salyut-1 milik Uni Soviet pada tahun 1971. Sejak itu, sudah lebih dari 250 wahana luar angkasa yang dihancurkan di Point Nemo.
Ada Raksasa Misterius di Point Nemo?
Pada tahun 1997, sistem sensor bawah laut yang dipasang oleh NOAA, lembaga Amerika Serikat yang secara rutin melakukan penelitian lautan, menangkap suara yang sangat kuat dari arah Point Nemo. NOAA menamai suara tersebut sebagai Bloop.
Ketika Bloop muncul, timbul pertanyaan besar. Suaranya mirip dengan yang dihasilkan oleh paus biru, namun jika suara itu berasal dari makhluk hidup, ukurannya diperkirakan jauh lebih besar dari paus.
Sejumlah spekulasi liar pun bermunculan tentang identitas makhluk di balik suara Bloop. Ada yang berpendapat bahwa di dalam kegelapan Point Nemo, mungkin ada makhluk laut raksasa yang belum pernah ditemui manusia. Ada juga yang menduga Bloop sebagai bukti adanya peradaban bawah laut yang tersembunyi di titik lautan terpencil.
Setelah beberapa tahun, para ilmuwan melakukan analisis mendalam terhadap suara Bloop. Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa suara tersebut sebenarnya bukan berasal dari Point Nemo, melainkan dari perairan Kutub Selatan.
Para ilmuwan yang menganalisis juga menegaskan bahwa Bloop tidak disebabkan oleh hewan laut, melainkan oleh pecahan gunung es yang jatuh ke dasar laut. Meskipun penjelasan ini nampaknya menjawab misteri Bloop, sebagian masih meyakini bahwa suara itu berasal dari makhluk hidup yang belum dikenal. Namun karena belum ada bukti, ilmuwan juga mengusulkan kemungkinan bahwa Bloop disebabkan oleh fenomena alam.
Pingback: Gunung Es Paling Aneh, yang Terakhir Bikin Kaget! | UnoGG